Buku Esensi Praktik Menulis, Karya dari Seorang Penulis Ulung

Jumat, 23 Agustus 2019

Menulis adalah kegiatan intelektual, sekaligus kegiatan bercerita. Inilah yang disampaikan oleh Eben E. Siadari dalam buku terbarunya berjudul ’Esensi Praktik Menulis’ yang diterbitkan oleh Rayyana Komunikasindo.

Di era revolusi industri 4.0, orang semakin mudah dalam menulis, karena referensi yang melimpah. Tapi, apakah tulisan yang dihasilkan cukup memikat dan berbobot? hal inilah yang hendak dijawab oleh Eben di dalam bukunya tersebut.

Untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas, salah satunya penulis harus menemukan unsur human interest dalam setiap konten yang diciptakan.”Human interest adalah salah satu nilai berita yang tidak lekang di telan zaman,” kata Eben dalam keterangan tertulisnya yang diterima tugumalang.id, media online partner resmi kumparan.

Dia lantas mencontohkan salah satu cerita human interest dalam bukunya. Yakni, dia mengangkat cerita tentang Ibu Suwarti, seorang penjaja kue pasar yang setiap hari berkeliling di kompleks perumahan tempat Eben tinggal. Begitu penasaran dengan spirit yang menggerakannya, suatu pagi, mantan pemimpin redaksi (pemred) Majalah Warta Bisnis ini, mencegat-nya dan memaksa Ibu Suwarti masuk ke rumahnya untuk diwawacara.”Saya wawancarai tentang apa yang membuat semangatnya menyala, mengapa lebih memilih berjalan kaki ketimbang naik sepeda, misalnya, dan mengapa-mengapa lainnya,” imbuhnya.

Tulisan itu lantas dia muat di blog dengan judul ’Selalu Ada Pagi bagi Suwarti’, terinspirasi dari perkataannya bahwa biar hujan, biar terik, ia akan selalu pergi, karena pagi adalah sumber rejeki.”Saya menampilkan kisah Ibu Suwarti secara utuh dalam satu bab, sebagai contoh bagaimana human interest adalah salah satu nilai berita yang tidak lekang ditelan zaman,” katanya.

Selain soal kisah human interest, secara umum buku ini ingin membahas hakikat kepenulisan di tengah tantangan di era Revolusi Industri 4.0. Buku ini berdasarkan pengalaman Eben menjadi penulis dalam menulis biografi dan karya tulis nonfiksi lainnya selama lebih dari 20 tahun. Pembahasan dalam buku ini dibagi menjadi empat bagian.

Bagian pertama menyajikan refleksi dan interpretasi atas sejumlah aspek kepenulisan, baik teknik praktis maupun isu etis. Walaupun tidak secara eksplisit berfokus pada penulisan biografi, sebagian besar refleksi yang disajikan didasarkan pada pengalaman menulis karya-karya biografis.

Bagian kedua menyajikan lebih mendalam tentang berbagai aspek menulis biografi. Di bagian ini isu-isu yang dibahas sudah beranjak dari aspek-aspek teknis ke hal-hal yang bersifat filosofis.

Bagian ketiga menyajikan karya tulis biografis yang pernah dikerjakan oleh penulis. Ada tiga genre yang disajikan yaitu tulisan profil, opini yang menjadikan sosok sebagai pemantiknya, dan wawancara. Bagian keempat dari buku ini menyajikan refleksi penulis dalam menjalankan profesi jurnalisme serta beberapa karya tulis jurnalistik yang relevan.

Buku ini disajikan kepada pembaca umum, terutama yang memiliki gairah untuk menulis, khususnya menulis biografi dan karya nonfiksi lainnya. Dengan membaca buku ini diharapkan muncul kesadaran untuk menjadi penulis yang berkomitmen, yang menempatkan kegiatan menulis lebih dari sekadar keperluan, kegemaran dan hiburan. Buku ini juga diharapkan bagi dunia akademis, terutama sekolah atau kampus yang memberi

penekanan pada proses kepenulisan dalam silabusnya. Selain itu buku ini juga menjadi sarana bertukar pikiran dan pengalaman dengan sesama penulis profesional lainnya. Pertukaran gagasan dan pemikiran sangat penting dalam upaya memberikan kontribusi bagi lahirnya wawasan baru di dunia kepenulisan. Revolusi industri 4.0 seringkali dipandang sebagai ancaman bagi profesi apa saja, termasuk profesi menulis.


Sumber Artikel : Kumparan.com

FeedBack