Teknologi telah mengubah kehidupan. Mengubah wajah industri dan peradaban. Tak terkecuali perbankan. Semua berawal dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat. Sejak era 2G berganti 3G, kemudian 4G hingga 5G, industri keuangan pun mengalami revolusi dengan lahirnya perusahaan fintech (financial technology). Tiga matra sakti perusahaan berbasis teknologi, yakni “Platform”, “Ekosistem”, dan “OmniChannel”, telah mengubah paradigma dalam berbisnis—di mana kepemilikan dan pertumbuhan aset bukan segalanya. Mendorong lahirnya fenomena perusahaan transportasi tanpa sarana transportasi, perusahaan jasa perhotelan tanpa memiliki jaringan hotel, dan lain-lain. Mereka memiliki valuasi yang sangat tinggi, hingga miliaran dolar AS.
Fenomena dan “tanda-tanda zaman” itu telah diprediksi jauh hari sebelumnya, saat Arwin Rasyid menjadi CEO Bank CIMB Niaga. Alih-alih mengejar pertumbuhan aset seperti yang lazim berlaku dalam “perlombaan” industri perbankan, Arwin memilih “the less travelled road” saat itu, yakni memilih jalur pertumbuhan CIMB Niaga sebagai bank digital. Tahun 2010, Arwin memulai perjalanan transformasi digital CIMB Niaga. Sejak itu, lahir banyak produk digital CIMB Niaga yang menjadi pionir. Salah satunya, Rekening Ponsel, sebuah produk digital unggulan, di mana semua transaksi keuangan, seperti tarik tunai, transfer, pembelian, dan pembayaran, menggunakan handphone (HP), dengan nomor HP yang berfungsi sebagai nomor rekening bank. Rekening Ponsel adalah dompet digital pertama di Indonesia, bahkan di Asia. Produk yang meraih penghargaan rekor MURI ini, saat diluncurkan merupakan produk yang disiapkan dapat berfungsi seperti dompet digital saat ini: GoPay, OVO, DANA, atau LinkAja.
Buku ini bercerita tentang perjalanan CIMB Niaga menuju bank digital. Diceritakan langsung oleh tokoh sentralnya, Arwin Rasyid, sebagai CEO (2008–2015) yang juga berlatar belakang pernah menjadi CEO Telkom. Sebuah kombinasi wawasan yang ideal untuk menulis tentang revolusi perbankan digital dan bagaimana agar perbankan tetap “riding the wave” di era disrupsi. Era di mana fintech secara pelan, tetapi pasti, memberi “pil pahit” dan menjadi penentu masa depan perbankan. Disajikan dengan bahasa yang renyah agar pembaca dapat menikmati, termotivasi, dan terinspirasi dalam menyambut datangnya era baru perbankan digital.