Selasa, 15 Agustus 2017
Tulisan ini merupakan lanjutan dari dua postingan saya sebelumnya tentang Mendobrak Jalan Buntu Damai Aceh di sini dan kisah awal keterlibatan Juha Christensen Dalam Konfik Aceh di sini. Bagian ketiga ini menceritakan bagaimana awal mula Juha meyakinkan pimpinan GAM di Swedia dan mencoba pertemukan utusan Farid Husain utusan Jusuf Kala, meski kemudian ditolak GAM.
Sebagaimana dicerikan Juha kepada saya saat wawancara di kantor PACTA di Banda Aceh, pada Desember 2003 Juha bilang kepada pimpinan GAM di Swedia bahwa ia akan membuka jalan dialog ke Indonesia dan akan menjajakinya.
Juha Christensen saat kami wawancara Juni 2013 di kantor PACTA [foto: dok pribadi]
Perdana Menteri GAM waktu itu Malik Mahmud bilang, tidak ada dialog, karena Aceh dalam Darurat Militer (DM), sedang gencar-gencarnya perang. Tapi Juha meyakinkan Malik Mahmud bahwa dialog merupakan solusi penyelesaian konflik Aceh.
“Saya katakan pada Malik Mahmud nanti saya akan evaluasi apakah Pemerintah Indonesia siap atau tidak untuk melanjutkan dialog. Intinya saya berkata pada Malik Mahmud jangan lihat darurat militernya, tapi lanjutkan dialog,” ungkap Juha.
Juha kemudian kembali ke Jakarta untuk bertemu Jusuf Kala yang saat itu menjabat Menko Kesra, tapi ia hanya berjumpa dengan Farid Husain, deputi menteri yang menjadi tangan kanan Jusuf Kala. Mengawali pembicaraan dengan Farid ia memperkenalkan diri sebagai pemasok boat patroli (speed boat).
“Tapi sebenarnya itu hanya pintu masuk saya ke Farid. Itu kali pertama saya jumpa Farid, tapi saya tahu dia sudah cek siapa saya melalui jaringan saya di Makasar. Usai pembicaraan, Farid tanya pada saya, Apakah ada hal lain?”
Saat itulah Juha mengatakan bahwa ia teman dekat pimpinan GAM di Swedia, ia sudah setengah tahun menjalin hubungan dengan GAM. Farid sangat kaget mendengar itu, karena ternyata Farid juga ditugaskan untuk melobi pimpinan GAM di luar negeri, tapi belum berhasil.
Farid Husain mantan Deputi Menko Kesra, tangan kanan Jusuf Kala sumber
Saat Darurat Militer (DM) diberlakukan di Aceh ternyata pemerintah Presiden Megawati mengirim Farid Husain untuk mencari jalan baru penyelesaian konflik Aceh melalui kelanjutan dialog. Anggaran negara yang dihabiskan pemerintah Indonesia untuk perang di Aceh sudah sangat banyak, jadi tak ada solusi lain selain membangun kembali jalan dialog.
Ternyata Farid dikirim ke Swedia oleh pemerintah Megawati pada saat yang bersamaan ketika Juha membangun hubungan dengan pimpinan GAM di Swedia. Makanya ketika ia katakan dirinya teman dekat GAM, Farid kaget. “Saat itu tidak ada orang lain yang tahu Farid diutus untuk melobi GAM di luar negeri. Setelah pertemuan itu, Farid setiap minggu telepon saya,” lanjut Juha.
Selanjutnya, ketika terjadi gempa Iran Februari 2004 pemerintah Indonesia mengirim bantuan ke Iran bersama 53 orang dokter. Tanggal 20 Februari Presiden Megawati ke Iran untuk mengunjungi tim bantuan Indonesia di sana. Farid selaku Deputi Menko Kesra datang lebih dulu untuk mempersiapkan kedatangan Megawati ke sana. Tapi sebelum ke Iran Farid menelpon Juha dan mengatakan akan singgah di Finlandia untuk bertemu pimpinan GAM.
“Dia telepon mendadak bilang ingin jumpa dengan pimpinan GAM, setelah itu langsung tutup telponnya. Begitulah dia, saya yang jadi bingung, bagaimana menyiapkan pertemuan ini, karena biasanya untuk menjumpai pimpinan GAM saya sudah lebih dulu komunikasikan satu atau dua minggu sebelumnya. Saat itu saya juga tidak di Finlandia,” kenang Juha.
Pengalaman Farid Husain meretas jalan damai dengan piminan GAM di Findlandia bisa dibaca di bukunya "To See The Unseen, Kisah di Balik Damai di Aceh." sumber
Tanggal 14 Februari 2004, pertama kali Farid datang ke Finlandia, tapi Juha sedang tidak di Finlandia. Ia meminta anaknya untuk menjemput Farid di bandara, Karena yang dijemput itu pejabat Indonesia, ia meminjam mobil mewah temannya. Besoknya Juha baru ada di Finlandia, Farid bilang ia ingin bertemu dengan GAM di Swedia.
Timbul masalah saat itu, bagaimana membawa Farid ke Swedia, sementara Farid tidak punya visa Swedia, selain itu hubungan RI dengan Swedia juga sedang memanas akibat kasus Aceh.
Konflik itu bermula ketika pemerintah Indonesia melobi pemerintah Swedia agar menindak pimpinan GAM yang bermukim di Swedia. Langkah diplomasi pemerintah Indonesia ini berjalan lamban karena ditanggapi dingin oleh pemerintah Swedia. Hal yang kemudian membuat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Swedia menegang. Ini membuat Swedia pada Senin malam, 2 Juni 2003 menutup kantor kedutaannya di Jakarta. Tentang penutupan Kedubes Swedia juga pernah saya tulis di sini.
Meski demikian, Juha tetap mengupayakan agar Farid Husain bisa memperoleh visa Swedia. Dalam waktu 15 menit Farid sudah mengantongi visa tersebut. Kami kemudian terbang ke Swedia. Sampai ke Swedia, Juha menghubungi Malik Mahmud untuk bertemu tanpa persiapan atau janji sebelumnya, karena pemberitahuan Farid kepadanya juga secara tiba-tiba. “Tapi waktu itu saya tidak menjelaskan kepada Malik Mahmud jika Farid sedang bersama saya,” jelas Juha.
Farid Husain ia tinggalkan di lobi hotel. Agar tidak dikenal, ia duduk menyembunyikan wajahnya dengan membaca koran. Selama hampir empat jam Juha meyakinkan Malik Mahmud bahwa Farid Husein utusan Pemerintah Indonesia ingin bertemu untuk membuka kembali jalan dialog dengan GAM terkait konflik Aceh, tapi Malik dan pimpinan GAM menolak Farid.
Malik Mahmud bilang Farid Husain sudah tiga kali berusaha untuk menjumpai mereka melalui berbagai jalur tapi tidak diterima. Juha turun ke lobi hotel memberitahukan penolakan Malik tersebut ke Farid, mendengar penolakan itu Farid tidak bisa terima. Ia marah dan memukul meja hotel. [Bersambung]
Usai wawancara Juha menghadiahi kami buku "Making Peace" yang ditulis mantan Presiden Finlandia Martti Ahtisaari tentang keterlibatannya dalam upaya mendamaikan Aceh. Saya balik menghadiahi tiga judul buku saya ke Juha. [Foto: dok pribadi]
Sumber Artikel : Steemit.com
Sabtu, 03 Agustus 2024
Attn: Sir/Madam, Greetings from Etihad Aviation Group, UAE. We are inviting your esteemed company for Vendor/Contractor Partnership registration with Etihad Aviation Group, UAE 2024/2025 projects. These projects are open for all companies around the world. If you have intention to participate in the process, please confirm your interest by asking for Vendor Questionnaire and EOI. Your prompt response would be greatly appreciated as it will help us expedite the vendor/contractor selection process. Looking forward to your reply. Kind Regards, Osama Tanzeel Alam Project Coordinator Group Procurement & Contracts Shared Services Center Etihad Airways Etihad Aviation Group PJSC Head Quarters, Khalifa City A, PO Box 35566, Abu Dhabi, United Arab Emirates Call/WhatsApp: +971 52 326 3948
Stacey Wilter
Sabtu, 02 Maret 2024
Hey there, Looking for a little extra excitement in your life? At 99 Hookups, we've got the perfect recipe to add some sizzle to your nights. Here's why you'll love us: Explore your wildest fantasies without judgment Connect with like-minded individuals who crave adventure Enjoy a safe and discreet platform for adult fun Access a diverse range of profiles to find your perfect match Ready to turn up the heat? Click the link below and let the sparks fly! [https://t.acrsmart.com/308215/3788/0?bo=2753,2754,2755,2756&po=6456] Remember, at 99 Hookups, the fun never sleeps! Kindly reagards. Sexy Hookups You may unsubscribe or change your contact details at anytime.