Minggu, 08 September 2019
ASPEK.ID, JAKARTA – “Jika tujuan kamu ingin menjadi kaya, jangan menjadi bankir. Menjadi bankir bukan jalan hidup menjadi kaya. tetapi secara finansial kamu akan hidup cukup dan pada saat yang sama dihormati oleh masyarakat. Jadi kamu harus mempunyai pilihan yang kuat apakah akan menjadi seorang bankir atau bekerja di profesi lain.”
Demikian pesan itu merapat kuat dalam benak bankir profesional Agus Martowardojo. Petuah itu disampaikan dalam pertemuan pertama dengan seniornya Nono Zainudin yang dituangkan dalam sambutannya di buku berjudul,” Nono Zainudin; Dalam Kenangan Sahabat Bank Niaga.”
Agus menulis figur NZ sangat diperlukan dunia perbankan. Dalam karier profesionalnya, NZ menunjukkan upaya yang berhasil membangun institusi bank yang dihormati yaitu Bank Niaga. Pada akhirnya Bank Niaga (kini bernama CIMB Niaga) dikenal sebagai bank yang memiliki kultur dan nilai-nilai kuat berkinerja baik dikelola secara taat asas dan dihormati oleh nasabah karyawan dan otoritas.
NZ memberikan pendidikan teladan tentang komitmen dan tanggung jawab akan penting back office dan customer service dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan. Sosok yang sangat memahami esensi dan filosofi dari karyawan sebagai aset utama yang menjadi salah satu nilai Bank Niaga
Disadari nama Nono Zainudin tidak begitu dikenal oleh warga umum. Namun di kalangan perbankan, inisial NZ sangat populer. Tangannya sangat dingin memulihkan bank. Tak pelak nama NZ sangat melekat di dunia perbankan terutama Bank Niaga. Dari sentuhannya itu, secara perlahan-lahan Bank Niaga bergerak cepat hingga dikenal sebagai bank bonafid.
Buku setebal 258 halaman ini memuat testimoni terhadap NZ yang wafat pada 19 Januari 2019 di Jember kota asalnya. Kepergiannya dirasakan sebagai kenangan yang mendalam oleh sahabat Bank Niaga. Selama 17 tahun sejak 1974-1991. NZ di Bank Niaga dengan jabatan resmi Direktur Operasi dan Administrasi.
NZ diakui sebagai sosok yang meletakkan dasar-dasar pembentukan budaya perusahaan kooperatif Bank Niaga. Figur yang memiliki penting dalam pengembangan SDM Bank Niaga.
Buku ini merupakan ungkapan rasa cinta dan pengamatan kepada NZ sosok yang oleh para sahabat Bank Niaga jelas akan terbiasa baik kepada Bank Niaga maupun kepada pribadi-pribadi dalamnya khususnya dalam pengembangan karakter dan karier mereka. Rasa cinta dan pengamatan tersebut dituangkan dalam testimoni. Ada 48 penulis yang merupakan Sahabat Bank Niaga yang menulis di buku ini.
Di antaranya, Agus Martowardojo, A. M. Hatta, Arwin Rasyid, Glenn S. Yusuf, Gunarni Soeworo, Jos Luhukay, Prasetio dan sebagainya. Buku ini terbagi dalam lima bagian. Pertama, sambutan dan pengantar. Kedua, penyajian sosok Mas Nono dari sejumlah kontributor. Ketiga, tulisan dari kontributor yang lebih pada sisi emosional. Keempat, ungkapan doa untuk sahabat. Kelima, galeri foto.
Dari kesan itu makin jelas, Mas Nono sukses dalam pembentukan kultur bank yang di kemudian hari-dan sampai sekarang-dikenal sebagai salah satu bank terbaik di Indonesia yakni Bank Niaga (CIMB Niaga).
Buku terbitan Rayyana Komunikasindo, Jakarta dengan Ketua Pengarah Gunarni Soeworo serta editor Salim Shihab, Hatta, Eben Ezer, Prasetio, dan Suhardianto layak dibaca oleh bankir, mahasiswa perbankan, dan masyarakat umum.
Sumber Artikel : Aspek.id
FeedBack